Jombang, 10 Juni 2024 – Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang menggelar pelatihan pemberdayaan bagi calon Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) sebagai upaya menciptakan lingkungan kampus yang aman, inklusif, dan bebas dari kekerasan seksual. Kegiatan ini dihadiri oleh puluhan peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dan staf universitas.
Dr. Jasminto, M.PdI, M.Ag, Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang, dalam sambutannya mengatakan, “Pemberdayaan calon Satgas PPKS ini adalah langkah strategis untuk memastikan bahwa seluruh civitas akademika memiliki perlindungan yang memadai. Kami ingin menciptakan kampus yang tidak hanya unggul dalam bidang akademik tetapi juga dalam hal keamanan dan inklusivitas.”
Pelatihan ini mencakup berbagai materi penting, mulai dari pemahaman mendalam tentang isu-isu kekerasan seksual, teknik pencegahan, hingga prosedur penanganan yang tepat dan empatik. Peserta juga dilatih dalam keterampilan komunikasi efektif dan kerja sama tim untuk memastikan setiap kasus kekerasan seksual dapat ditangani dengan profesionalisme dan sensitivitas tinggi.
Dr. Jasminto menambahkan, “Dengan pelatihan ini, kita berharap para Satgas PPKS dapat menjalankan tugas mereka dengan lebih efektif. Mereka tidak hanya bertugas untuk menangani kasus kekerasan seksual tetapi juga untuk mengedukasi dan mendorong budaya saling menghormati di kampus. Kita ingin seluruh civitas akademika merasa aman dan didukung, sehingga mereka bisa fokus pada pengembangan diri dan prestasi akademik.”
Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang dalam meningkatkan kesejahteraan seluruh civitas akademika. Dengan adanya Satgas PPKS yang kompeten dan terlatih, diharapkan kasus kekerasan seksual di lingkungan kampus dapat diminimalisir dan ditangani dengan lebih baik, menjadikan universitas ini sebagai tempat yang aman dan nyaman untuk belajar dan bekerja.
Para peserta menyambut baik pelatihan ini dan berkomitmen untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh dalam menciptakan lingkungan kampus yang lebih aman dan inklusif. Pelatihan ini tidak hanya menambah wawasan tetapi juga membangun semangat kolaborasi untuk bersama-sama melawan kekerasan seksual di kampus.