
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Fakultas Agama Islam Universitas Hasyim Asy’ari (FAI UNHASY) hadir sebagai rumah ilmu yang tidak sekadar mentransmisikan pengetahuan, tetapi juga menanamkan hikmah dan nilai. Di tengah zaman yang bergerak cepat dan serba mekanistik, kami berikhtiar untuk memelihara denyut spiritualitas serta pemikiran kritis yang berakar kuat pada tradisi pesantren dan warisan pemikiran Hasdratussyaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari. Beliau bukan hanya pendiri NU dan tokoh nasional, tetapi juga pemikir Islam yang mengajarkan pentingnya mengintegrasikan ilmu, adab, dan kemandirian dalam setiap langkah kehidupan.
Kami menyusun kurikulum yang berpijak pada nilai-nilai wasathiyah Islam, berorientasi pada pemikiran autentik Hadratussyaikh, yang mengedepankan tasamuh (toleransi), tawazun (keseimbangan), dan ta’adul (keadilan). FAI tidak hanya membentuk insan yang menguasai teks-teks keislaman, tetapi juga mampu menjawab tantangan zaman melalui tiga pilar utama: Komunikasi Islam, Hukum Islam, dan Pendidikan Islam. Ketiganya tidak berdiri sendiri, melainkan terjalin dalam satu ekosistem intelektual yang saling memperkuat dan menumbuhkan daya reflektif mahasiswa terhadap realitas sosial.
Dalam konteks kekinian, tantangan umat dan bangsa tidak hanya berada pada tataran teologis, tetapi juga pada aspek sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, FAI memadukan kekuatan tradisi keilmuan Islam dengan semangat entrepreneurship yang terukur dan berkelanjutan. Kami meyakini bahwa jiwa kewirausahaan adalah bagian dari ijtihad zaman modern, sebagai bentuk aktualisasi nilai-nilai Islam dalam dunia kerja, pemberdayaan masyarakat, dan penguatan ekonomi berbasis etika.
Fakultas ini membuka ruang-ruang dialog yang hidup—antara teks dan konteks, antara khazanah klasik dan inovasi kontemporer. Mahasiswa kami dibimbing untuk tidak sekadar menjadi penghafal teori, tetapi pemikir yang mampu menganalisis, mencipta, dan memimpin. Kami percaya bahwa keunggulan intelektual harus diiringi dengan kekuatan moral dan visi kemanusiaan universal, sebagaimana diajarkan oleh para ulama besar pesantren, khususnya pendiri Tebuireng.
Kampus Tebuireng bukan hanya tempat belajar, tetapi medan tempur ide dan nilai. Di sinilah tradisi pesantren menyatu dengan semangat akademik modern. FAI menjadi laboratorium untuk membentuk generasi muslim yang tidak hanya shalih secara pribadi, tapi juga muslih dalam peran sosialnya—mengabdi, berinovasi, dan menebarkan rahmat bagi semesta.
Akhirnya, saya mengundang seluruh calon mahasiswa, mitra akademik, dan masyarakat luas untuk bergabung dan berkolaborasi dengan FAI UNHASY. Mari kita bangun peradaban Islam yang mencerahkan, membebaskan, dan menyejahterakan, dari jantung pesantren yang luhur ke panggung dunia yang dinamis.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Dr. Jasminto, M.PdI, M.Ag
Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang